Mencari Yang Halal

0

Mencari Pekerjaan dan Makanan yang Halal

Umat Islam diwajibkan untuk memiliki pekerjaan yang halal (dari tipe pekerjaan dan juga cara mendapatkan pendapatan) dan memakan minuman yang halal juga..sebagaimana firmanNya

QS, Al-Baqarah (2:168)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang *halal dan baik* yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

QS Al-Maidah (5:88)

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai *rezeki yang halal dan baik*, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan kita untuk mencari yang halal..

طَلَبُ الْحَلاَلِ وَاْجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut (mencari) yang HALAL adalah wajib ke atas setiap orang Islam”.

(HR Ad Dailami dalam Shahih Jami ash Shagir, Hadith Hasan no 5270)

Kemajuan teknologi dan budaya atau lifestyle masa kini, terkadang menjadikan kita lalai dalam beragama..aspek yang paling penting yang seringkali kita lupa atau mungkin “pura2” tidak tahu adalah aspek kehalalan dalam mencari rezeki maupun kehalalan dalam makanan/minuman..jauh2 hari 1,400 tahun yang lalu Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alahi wasallam telah memperingatkan akan adanya golongan umatnya yang tidak peduli dengan kehalalan dalam mencari rezeki, miris kan..

Beliau SAW bersabda,

يَأْتِي عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ أَمِنَ الْحَلَالِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i dari hadits Abu Hurairah, Shahih At-Targhib no. 1722)

Dahulu para istri2 pendahulu (Salaf) kita yang shalih, sangat concern dengan rezeki yang diberikan oleh suaminya, sampai2 mereka pernah berkata spt ini:

إِيَّاكَ وَكَسْبَ الْحَرَامِ، فَإِنَّا نَصْبِرُ عَلَى الْجُوْعِ وَلاَ نَصْبِرُ عَلىَ النَّارِ

“Jauhi olehmu penghasilan yang haram, karena kami mampu bersabar atas rasa lapar tapi kami tak mampu bersabar atas neraka.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin)

Teman2 sadarkah rezeki yang tidak halal itu imbasnya kepada keluarga kita? Tidak akan masuk surga jasad yang diberikan makan dengan harta haram..mengerikan bukan..?

Dari Abu Bakar Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ

“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.” (Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)

Allah telah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal sebelum beramal shalih..karena makanan yang haram hanya akan menjadikan amalan kita tertolak guys..sayang kan..udah nyari uang susah2, ternyata gk diterima amalannya krn sumber2nya dari yang haram..

QS: Al-Muminoon (23:51)

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Contoh orang yang sudah cape2 beribadah namun tidak diterima amalannya (bahkan doanya) dapat kita lihat di hadith dibawah ini:

Dari Abu Hurairah RA

إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ: {ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧﮨ ﮩ ﮪ ﮫ ﮬ } وَقَالَ: {ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلىَ السَّمَاءِ: يَا رَبِّ، يَا رَبِّ؛ وَمَطَعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَام، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Sesungguhnya Allah Maha Baik dan *tidak menerima kecuali yang baik*, dan sungguh Allah l perintahkan mukminin dengan apa yang Allah l perintahkan kepada para Rasul, maka Allah l berfirman: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’ dan berfirman: ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ Lalu Nabi menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut masai, tubuhnya berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap: ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, disuapi gizi yang haram, bagaimana mungkin doanya terkabul?” (HR Muslim & Tirmidzi)

Ngeri bukan..? Bayangkan selama ini kita gk peduli ternyata mencari yang halal itu wajib lho…bahkan kalau kita menyepelekannya, walaupun kita beramal shalih spt berinfaq dengannya, malah kita terkena ancaman Rasulullah untuk dimasukkan oleh Allah ke neraka Jahannam…naudzubillah tsumma naudzubillah min dzalik..

Imam Thabrani Rahimahullah meriwayatkan dari Abu Thufail bahwa:

مَنْ كَسَبَ مَالاً مِنْ حَرَامٍ فَأَعْتَقَ مِنْهُ وَوَصَلَ مِنْهُ رَحِمَهُ كَانَ ذَلِكَ إِصْرًا عَلَيْهِ

“Barangsiapa mendapatkan *harta yang haram* lalu ia membebaskan budak darinya dan menyambung silaturrahmi dengannya maka itu *tetap* menjadi beban atasnya.” (Hasan lighairihi. Shahih Targhib, 2/148 no. 1720)

Dari Al Qasim bin Mukhaimirah Radhiyallahu anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنِ اكْتَسَبَ مَالًا مِنْ مَأْثَمٍ فَوَصَلَ بِهِ رَحِمَهُ أَوْ تَصَدَّقَ بِهِ أَوْ أَنْفَقَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ، جَمَعَ ذَلِكَ كُلَّهُ جَمِيعًا فَقُذِفَ بِهِ فِي جَهَنَّمَ

“Barangsiapa mendapatkan harta dengan *cara yang berdosa* lalu dengannya ia menyambung silaturrahmi atau bersedekah dengannya atau menginfakkannya di jalan Allah, ia lakukan itu semuanya maka ia akan dilemparkan dengan sebab itu ke *neraka jahannam*.” (HR Abu Daud, Hadith Hasan)

Apakah dengan peringatan2 diataskita masih lalai?

Janganlah kita malu guys kalau pekerjaan yang kita dapatkan secara halal “hanya” memberikan kita sekian dan sekian, karena itulah rezeki kita yang halal..justru itulah Rahmat Allah bagi kita karena rezeki kita sudah ditentukan sekian dan sekiannya, kitalah yang memutuskan untuk didapatkan dari jalan yang halal ataupun yang haram..

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat wabil khusus bagi penulis dan kita semua, Insyaallah..

Wallahu a’lam

Gay-Lesbian-Homosexual Adalah Bawaan Lahir?

0

Assalamu’alaikum

Berikut adalah sebuah tulisan yang sangat menarik bagaimana kaum LGBT di States (US) sudah sangat mengakar dan akan mencoba segala cara untuk meletigimasi keberadaan mereka yang berasal dari Tuhan or given, menerkam siapapun yang membahayakan eksistensi mereka, dan mendiskreditkan segala bentuk ilmiah yang berlawanan dengan tujuan mereka.

Begitu gencarnya mereka untuk memperjuangkan aspirasinya, sehingga jangan dikira bahwa mencapai UU Pernikahan Sejenis adalah puncak tujuan mereka.

Akhirul kalam selamat membaca, semoga membawa manfaat bagi kita semua, insyaallah, barakallahu fiik
Wassalamu’alaikum

debat mengenai LGBT di Indonesia belumlah apa-apa dibandingkan di AS.. 
ibaratnya, yang di Indonesia itu barulah level 1.. level ecek-ecek, sedangkan debat di AS sudah level 5, dan kaum pendukung LGBT sepertinya sedang memanfaatkan keterbukaan pemerintahan Obama untuk terus menggoalkan agenda mereka.. 
apakah dengan disahkannya UU Nikah Sejenis tahun lalu berarti perjuangan kaum LGBT AS sudah selesai?.. belum.. bahkan bisa dikatakan masih jauh.. 
agenda2 selanjutnya dari kaum LGBT AS bisa dikatakan sangat terkait dengan dunia sains..dan sayangnya itu termasuk upaya untuk memanipulasi sains dan memberangus kebebasan saintis (ilmuwan) dalam mengungkapkan hasil penelitiannya.. 
***
upaya kaum LGBT AS yang paling keras adalah untuk membuktikan bahwa gay bersifat genetik.. namun, hingga hari ini, belum ada ditemukan bukti tentang gen yang bisa menyebabkan gay.. bahkan sebuah studi terhadap kembar identik yang memiliki struktur gen sama (satu adalah gay, satu normal) justru membuktikan bahwa gay muncul akibat pengaruh lingkungan .. 
***
karena belum berhasil dengan teori gen, kaum ilmuwan pendukung gay kemudian menggunakan teori tentang struktur otak dari bidang neurologi untuk membuktikan bahwa gay adalah sesuatu yang ‘given’.. .. 
seperti yang dikutip oleh dr Ryu Hasan dari Univ Airlangga yang berceramah tentang hal ini beberapa kali di Freedom Institute, LBH Jakarta dan komunitas SEJUK, ada hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa struktur otak gay disebabkan adanya satu proses yang khusus saat janin berada dalam kandungan.. sehingga akhirnya janin lahir dengan membawa bakat gay.. 
lebih jauh dr Ryu juga bicara tentang sifat kromosom dewasa ini yang tidak bisa dikatakan 100 % membawa sifat laki2 atau perempuan .. XX belum berarti itu perempuan dan YY belum berarti laki2.. 
sejauh ini belum ada ilmuwan di Indonesia yang punya energi cukup untuk membuat counter pendapat tentang teori gay sebagai bawaan lahir tersebut.. tapi kalau kita cukup rajin mengulik internet, bisa didapat hasil2 penelitian dalam bentuk pdf dari ilmuwan2 AS dan dunia yang mendukung teori bahwa gay diakibatkan pengaruh lingkungan.. 
***
kali ini akan saya kutip sebuah link yang menceritakan tentang hasil penelitian pada tahun 2003 oleh Dr Robert Spitzer, profesor di bidang psikiatri dari Universitas Columbia, AS, yang melibatkan sekitar 200 responden “ex gay” .. yaitu mereka yang berhasil mengubah orientasi seksualnya dari gay menjadi hetero.. 
menurut Spitzer, upaya mengubah orientasi seksual dimungkinkan dan akan berhasil jika gay memiliki motivasi yang tinggi (highly motivated)
http://abcnews.go.com/Health/Sex/story?id=117465&page=1 
sebelum Spitzer merilis hasil penelitiannya tersebut di jurnal asosiasi psikiater AS, kritik sudah muncul menghantam kesimpulan penelitian tersebut, dan sebagian besar berasal dari kolega Spitzer sendiri di Columbia University.. kalangan psikiater gelisah karena mereka sudah terlanjur menempatkan gay/homoseksual di luar daftar penyimpangan seksual/kelainan mental/ mental disorder.. 
dan siapakah Spitzer?.. ia adalah psikiater yang di awal tahun 1970-an mendorong agar gay/homoseksual dikeluarkan dari daftar tersebut.. 
***
nasib hasil penelitian Spitzer cukup tragis, karena seolah dihilangkan dari internet.. para lawannya sering mengutip Spitzer, namun tanpa menampilkan hasil penelitiannya secara lengkap.. 
Spitzer kemudian juga dipaksa untuk mengubah sikap dan membuat surat pernyataan yang intinya menyatakan bahwa hasil penelitiannya mengandung cacat dan kekurangan .. 
hingga meninggalnya Spitzer pada hari Natal tahun 2015 lalu, masih tidak jelas bagaimana nasib makalah risetnya tersebut.. 
namun, banyak kalangan yang sempat membaca dan mengikuti perdebatan tentang penelitian Spitzer tersebut, ikut menanggapi dan mendukung hasil penelitiannya.. 
contohnya seorang kolumnis AS yang memiliki rentang pergaulan yang sangat luas.. dengan mudah ia menunjukkan bukti bahwa kalangan gay di AS cukup banyak yang beralih ke kehidupan hetero (menikah) dan sebaliknya ada yang tadinya hetero kemudian menjadi gay.. 
http://www.nationalreview.com/article/204921/gays-can-go-straight-deroy-murdock 
namun kalangan pendukung LGBT mengeritik keras istilah “choice/choose—-> pilihan/memilih” pada saat seseorang beralih dari hetero menjadi gay.. contohnya aktris Cathy Nixon yang semula menikah dengan pria kemudian mmilih hidup dengan sesama perempuan.. kalangan pendukung LGBT menuduh Cathy yang menggunakan istilah “memilih” sebagai “terperangkap pada jebakan kelompok sayap kanan (kelompok agama dan kelompok pro-keluarga) ”
***
jadi, semua arus pemikiran, meskipun itu ilmiah, yang mengatakan bahwa gay akibat pengaruh lingkungan dianggap tidak valid oleh kelompok pendukung LGBT.. 
mereka saat ini sedang berusaha keras mencari pembenaran dari bidang genetika (terkait struktur gen) dan neurologi (struktur otak), yang sayangnya sampai saat ini hasil penelitian di bidang itu belum ada yang gemanya cukup kuat.. 
malahan hasil penelitian yang mengungkap banyaknya kasus homoseksual terjadi akibat pelecehan seksual di masa anak2 makin bertambah jumlahnya.. 
mengapa kaum LGBT berjuang keras untuk menyatakan bahwa gay adalah sesuatu yang “given”.. tujuannya adalah agar secara politis mereka bisa menuntut agar segala bentuk upaya pemulihan (conversion therapy/CT/ reparative therapy) itu DILARANG oleh pemerintah AS.. 
hasil penelitian Spitzer adalah tentang upaya pemulihan gay yang sukses karena responden termasuk gay yg highly motivated untuk berubah.. artinya bahwa CT adalah sesuatu yang ilmiah dan terbukti berhasil.. 
namun hal ini ditentang keras oleh kaum LGBT yang berpendapat bahwa CT adalah upaya yang tidak ilmiah dan sangat berbahaya, karena menimbulkan dampak depresi bagi para gay.. hari2 ini mereka sedang berjuang keras agar CT dinyatakan dilarang.. 
http://www.slate.com/blogs/outward/2015/04/20/can_gays_and_bis_turn_straight_what_the_evidence_says_about_ex_gay_therapy.html 
para pendukung LGBT AS mengidentifikasi bahwa musuh2 mereka berasal dari kalangan agama dan kelompok pro-keluarga yaitu :
The American Family Association

The Center for Reclaiming America

Minnesota Family Council

The Christian Coalition

Concerned Women for America

Family Research Council,

The National Campaign to Protect Marriage

Focus on the Family
https://www.outfront.org/library/exgay/facts 
bahkan kelompok LGBT mengklaim bahwa banyak organisasi terkemuka tidak mendukung program2 yang terkait “ex-gay” (mereka yg sukses beralih menjadi hetero), antara lain: 
American Psychiatric Association

American Psychological Association

American Medical Association

American Academy of Pediatrics

American Association of School Administrators

American Federation of Teachers

The Interfaith Alliance Foundation

National Academy of Social Workers

National Education Association

American Counseling Association

World Health Organization

Council on Child and Adolescent Health
untungnya Spitzer tidak sendiri.. seorang koleganya dari Columbia University yaitu Joseph Nicolosi juga melakukan penelitian yang sama dan hasil yang sama, bahwa CT sangat ilmiah dan potensi keberhasilannya cukup tinggi.. 
tentu saja Nicolosi kemudian jadi sasaran serangan kaum pendukung LGBT .. namun, tidak seperti Spitzer yang kemudian menganulir hasil penelitiannya sendiri, Nicolosi bangkit dan melawan.. dia berkeras bahwa CT sangat ilmiah dan relevan.. 
Nicolosi membuat pembelaannya di sini:
http://www.josephnicolosi.com/what-is-reparative-therapy-exa/ 
entah sampai berapa lama Nicolosi akan bertahan sendirian, sementara makin banyak negara bagian di AS yang setuju dengan kelompok LGBT untuk melarang dilakukannya CT .. 
http://www.huffingtonpost.com/news/gay-conversion-therapy-ban/
jadi, yang namanya Conversion Therapy (upaya pemulihan gay menjadi hetero) meskipun dilakukan berdasar kaidah2 ilmiah, profesional dan atas kesukarelaan gay yang terlibat, tetap dilarang, atas nama hak asasi.. 
ilmiah namun dilarang?… kedengaran ironis, ya..

Sumber asli disini

Memilih Ahok atau Mengikuti Perintah Allah

0

  
Assalamu’alaikum Wr Wb

Ngeliat kondisi geopolitik yang ada di Indonesia saat ini, sebenarnya saya ingin menulis sesuatu yang dapat melegakan dan (mungkin) dapat bermanfaat bagi kita semua, eh tapi mengingat saya juga harus melihat kapasitas diri, jadi yah udin tawaquf(menahan diri) he..he..he..tp masyaallah alhamdulillah ada seseorang diluar sana yang berpikiran sama dengan saya dan tulisannya bagus dan renyah sekali untuk dipahami..mumpung inget, saya tidak menganut keyakinan bahwa Gubernur atau suatu posisi di Indo itu adalah Unyil Amri, jadi sharing disini adalah bentuk kerjasama dari saya terhadap temen2 yg berbeda pendapat dari apa yang saya yakini  

 ^^, nah biar gk jd boring,  saya co paste disini dg menyertakan sumber asli dari FBnya sendiri, silahkan dinikmati ya teman2 yang Muslim ^^—————————–

PENDAPAT SAYA TENTANG MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM

Bukan untuk diperdebatkan yah. Kalo setuju silakan like atau share, kalo nggak setuju, mangga punya pendapat sendiri. Soalnya nggak ada tombol dislike atau unshare sih.

Penting untuk dicermati, tidak ada niat setitikpun tuk membuat konflik dengan saudara kami yang berbeda agama, hanya mencoba sesantun mungkin menyampaikan pemahaman saya mengenai salah satu kaidah penting memilih pemimpin dalam ajaran Islam.

Belakangan banyak terjadi perbedaan pendapat soal dukung mendukung pemimpin non-muslim, yaitu sejak Ahok menggantikan Jokowi sebagai Gubernur di Jakarta, dan terutama lagi sejak Ahok berencana untuk melanjutkan jabatan Gubernurnya untuk periode kedua, di tengah munculnya calon-calon pemimpin muslim sebagai calon Gubernur Jakarta.

Ini pendapat saya pribadi soal masalah ini, sekali lagi pemahaman pribadi lho. Bukan cuma tentang Ahok aja, tapi di setiap tempat dan segala masa saat bagaimana seorang muslim bersikap ketika calon-calon pemimpinnya ada yang beragama Islam, tapi ada juga yang non-muslim. Kalo mau tau silakan terus baca, kalo nggak mau tau, ya ngapain buka-buka wall saya yah. Jadi bingung eke.

PRINSIP DASAR:

Seorang muslim dalam lingkungan yang mayoritas muslim (beda yah kalo ia tinggal di Amerika misalnya) tidak boleh memilih, mendukung, atau memberikan loyalitasnya kepada calon pemimpin non-muslim. Dasarnya jelas kok, bukan pendapat saya lho, tapi yang nyuruh langsung Yang Maha Tahu kok, jadi jangan ngerasa sok lebih tahu deh. Trus kalo baca ayat-ayat di bawah, jangan ngerasa cuma baca Qur’an aja, tapi bacanya kayak lagi baca Surat Keputusan (SK) dari Bos Besar soal masalah yang super penting. Oke?

Allah SWT memberikan instruksi kepada hamba-hambanya yang mengaku beriman melalui Al-Qur’an yang terjaga dari kesalahan sampai akhir jaman:

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali/pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (Ali-Imran 28)

(Oh iya. Kalo dipakai istilah kafir di dalam Quran, jangan terlalu sensi yah, atau merasa istilahnya terlalu vulgar, nggak toleran, dsb. Yang dimaksud orang Kafir di sini adalah orang-orang yang mengingkari, artinya menolak nilai-nilai yang dibawa Islam, Quran, dan Rasulullah; as simple as that. Dia bisa aja berakhlak mulia, mungkin jauh lebih banyak berbuat baik dibanding teman-teman muslimnya. So, sekali lagi, jangan sensi yah. Cuma sekedar diferensiasi kok. Yang mukmin artinya percaya, yang kafir artinya nggak percaya).

Nggak cuma di satu ayat aja lho. Di ayat lain Allah SWT juga memberi instruksi serupa dengan redaksi yang sedikit berbeda:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin bagimu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al Maidah 51)

Dua ayat masih kurang? Nih satu lagi yah. Kalo masih kurang juga kebangetan dah.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali/pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (An Nisa 144)

Faktanya, masih banyak ayat-ayat lain yang senada, misalnya Al Maidah 57, At-Taubah 23, dan An-Nisa 139; yang menunjukkan betapa pentingnya masalah yang diangkat ini.

Syaikh Yusuf Qardhawi, “Kita selayaknya mengetahui apa yang sangat dipedulikan oleh al-Qur’an dan sering diulang-ulang di dalam surat dan ayat-ayatnya, dan apa pula yang ditegaskan dalam perintah dan larangannya. Itulah yang harus diprioritaskan, didahulukan, dan diberi perhatian oleh pemikiran, tingkah laku, penilaian, dan penghargaan kita.”

Buat prinsip dasar, tiga ayat cukup kayaknya yah. 

Jadi prinsip dasarnya jelas; sebagai seorang muslim, Allah SWT jelas-jelas melarang kita memilih pemimpin non-muslim. Larangannya bukan sekedar larangan biasa; buat yang masih ngotot Allah memberikan ancaman yang nggak kepalang tanggung:

1. Nggak akan dapat pertolongan Allah

2. Nggak akan dapat petunjuk Allah

3. Termasuk golongan yang zalim

4. Memberi alasan yang nyata buat mendapat siksa Allah.

Oke, prinsip dasar udah jelas. Tinggal masalah yang timbul sama kontroversinya.

KONTROVERSI KE-1:

Gimana kalo pemimpin yang non-muslim lebih jujur, lebih kompeten, pokoknya lebih segala-galanya dibandingkan pemimpin yang muslim? Mendingan pemimpin non-muslim tapi jujur daripada pemimpin muslim tapi korup kan?

Jawaban saya:

Pertama. Kalo setuju pendapat di atas, berarti mustinya Allah SWT ngasih pengecualian dalam perintah di atas. Misalnya jadi begini: “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Kecuali bila pemimpin dari golongan yang non-muslim itu lebih OKE dibandingkan pemimpin dari orang-orang mukmin.” 

Tapi Allah Yang Maha Tahu nggak ngasih kekecualian kan? 

Atau Allah Yang Maha Kuasa lupa kali yah bahwa mungkin aja ada para calon pemimpin non-muslim yang lebih berkualitas dibanding para kompetitor muslimnya, dan berarti Allah mengabaikan prinsip kompetensi dalam memilih pemimpin? Atau kita menganggap Allah Yang Maha Bijaksana sebenarnya kurang bijak dalam masalah ini, dalam masalah memilih pemimpin non-muslim? Jangan ah, kayaknya malah jadi sok bijak dan sok tahu deh. 

Perlu diingat juga, kita cuma bisa mengkaji hikmah larangan Allah sebatas otak kita aja. Sebenarnya, di balik setiap perintah dan di balik setiap larangan-Nya, ada hikmah yang jauh lebih luas di luar jangkauan ilmu kita.

“Ketahuilah! Sesungguhnya Allah jualah yang menguasai segala yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada padanya dan pada hari umat manusia kembali kepadaNya, maka Dia akan menerangkan kepada mereka segala yang mereka kerjakan, kerana sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan tiap tiap sesuatu.” (An-Nuur 64)

Kedua. Tahu dari mana bahwa calon pemimpin yang non-muslim lebih segala-galanya dibandingkan calon pemimpin yang muslim? Wake up Bro, wake up Sis, di era super pencitraan hari gini masih percaya sama media main-stream. Nggak belajar apa sama kejadian kemaren? Kejadian kemaren yang mana? Ah, pura-pura nggak tahu lagi. Intinya: kadang yang kita tahu soal kelebihan dan kekurangan para calon pemimpin cuma superfisial aja kok, banyak dipoles atau dijatuhkan sama media karena berbagai konflik kepentingan. 

Tapi kan susah juga buat tahu sebenar-benarnya soal kualitas calon-calon pemimpin. Namanya juga manusia milih pemimpin manusia, pasti banyak kekurangan lah. Harap dimaklum. 

Eh, tapi sebenernya ada lho yang tau banget soal kualitas masing-masing pemimpin. Siapa tuh? Ya, itu Dia yang bikin ayat-ayat di atas. Makanya nurut!

Ketiga. Oke deh, anggap aja ente tahu segala-galanya soal calon-calon pemimpin ente, yang muslim maupun yang muslim. Anggap aja bahwa calon pemimpin non-muslim yang ada sekarang lebih segala-galanya dibandingkan calon pemimpin yang muslim. Terus gimana dong? Pendapat saya sih gini. Kekuatan dan kelebihan yang ada di sisi manusia itu sumbernya dari Allah juga. Soal pemimpin dan kelebihan dan kekuatan yang dimilikinya, Allah SWT mengingatkan:

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah” (An Nisa: 139)

Dalam tafsir Fi-Zhilalil Quran, mengenai ayat ini ada ungkapan yang lumayan pas. Saya kutip yah, “Allah Azza wa Jalla bertanya dengan nada ingkar, “Mengapa mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai teman dan pelindung? Mengapa mereka menempatkan diri mereka dalam posisi seperti ini dan bersikap seperti ini? Apakah mereka mencari kemuliaan dan kekuatan di sisi orang-orang kafir itu?” Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla yang memonopoli semua kekuatan itu. Karena itu, tidak akan mendapatkan kekuatan tersebut kecuali orang yang setia kepada-Nya, mencari kekuatan itu di sisi-Nya, dan berlindung di bawah naungan-Nya.”

Jadi, kelebihan yang dimiliki seorang pemimpin tidaklah akan ada artinya bila orang tersebut tidak setia kepada-Nya dan berlindung di bawah naungan-Nya. Gimana mau setia, gimana mau minta perlindungan, wong percaya aja kagak.
KONTROVERSI KE-2:

Udah deh Ndi, jangan suka shuudzan. Hati orang siapa tahu sih? Mungkin aja dalam hatinya Ahok ternyata lebih mulia, punya niat memajukan syiar Islam di ibukota, malah mungkin lebih menyayangi kaum muslim di Jakarta dibanding para calon pemimpin yang ngaku-ngaku muslim, yang niatnya mungkin cuma memperkaya diri. Jangan sok tahu hati orang ah!

Jawaban saya:

Hati orang siapa yang tahu sih? Nggak ada yang tahu emang. Yang tahu cuma yang Maha Tahu sih, yang jauh dari kebetulan ngasih petunjuk tentang hati para pemimpin non-muslim lewat firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan kebencian yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (Ali ‘Imran 118)

KONTROVERSI KE-3:
Itu kan cuma teori doang. Dalam prakteknya, mana ada pemimpin besar Islam yang membeda-bedakan jabatan berdasarkan agamanya. Yang penting kan kompetensinya? Iya nggak? 

Jawaban saya:

Nggak juga sih. Ibnu Katsir menukil sebuah riwayat dari Umar bin Khathab, “Bahwasanya Umar bin Khathab memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari agar pencatatan pengeluaran dan pemasukan Pemerintah dilakukan oleh satu orang. Abu Musa memiliki seorang juru tulis yang beragama Nasrani. Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi. Umar bin Khathab pun kagum dengan hasil pekerjaannya. Ia berkata: ‘Hasil kerja orang ini bagus, bisakah orang ini didatangkan dari Syam untuk membacakan laporan-laporan di depan kami?’. Abu Musa menjawab: ‘Ia tidak bisa masuk ke tanah Haram’. Umar bertanya: ‘Kenapa? Apa karena ia junub?’. Abu Musa menjawab: ‘bukan, karena ia seorang Nasrani’. Umar pun menegurku dengan keras dan memukul pahaku dan berkata: ‘Pecatlah dia!’. Umar lalu membacakan ayat: ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim‘” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/132).

Heran yah Umar bin Khattab. Nggak toleran banget gitu loh!

KONTROVERSI KE-4:

Ya ampun Ndi, hari gini, masih ngebedain pemimpin berdasarkan agama yang dianutnya. Toleransi dikit napa?

Jawaban saya:

Kayaknya wajar yah, semua penganut agama yang sholeh dan taat pasti lebih suka memilih pemimpin yang seiman dan seagama. Jadi wajar kalo saudara kita yang beragama Kristen lebih memilih Ahok dibanding Sandiaga Uno atau Adhyaksa Daut misalnya. Saya mengerti 200%. Dan saya nggak menuduh mereka nggak toleran karena memilih calon pemimpin yang seiman. Yang saya nggak ngerti tuh kalo Facebook Friend saya yang seiman dan seislam mati-matian mendukung dan mengkampanyekan Ahok di atas para calon pemimpin lainnya yang beragama Islam. Padahal  dalam berbagai ayat di atas. Kagak ngarti gw mah. Jadi masalah milih pemimpin sih bukan masalah toleransi yah.

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Al-An’am 116)

KONTROVERSI KE-5:

Dari tadi argumentasinya dari Quran melulu. Sekarang kan jaman demokrasi, internet, era globalisasi, nggak ada argumentasi yang lebih luas dan bisa diterima sama semua orang apa? Emang semua orang setuju sama ayat-ayat Quran?

Jawaban saya:

Makanya, di awal juga saya udah bilang, ini kan pendapat saya, boleh setuju, boleh nggak. Dan buat saya, dalam masalah yang maha penting seperti ini, masalah calon pemimpin yang bakal menentukan hayat hidup orang banyak, masalah yang bakal menentukan apakah syiar Islam bisa berkembang atau direpresi, kayaknya Quran udah lebih dari cukup yah. 

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl 89)

Malahan cuma Quran yang bisa ngasih panduan biar saya nggak akan menyesali pilihan saya, di dunia maupun di akhirat.

“Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya. Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu akan ditanya tentang apa yang dilakukannya.” (Al-Israa 36)

Masa kalo dalam masalah sholat, qurban, puasa, dan lainnya kita berpedoman sama Quran, tapi kalo masalah politik, memilih pemimpin, ekonomi dan masalah lainnya kita nggak mau pake pedoman yang sama.

“Adakah kamu beriman dengan sebahagian Kitab dan ingkar dengan sebahagian yang lain? (Al-Baqarah 85)
KONTROVERSI KE-6:

Ngapain juga sih Ndi, ngebahas masalah yang sensitif kayak gini. Mendingan kan posting yang lucu-lucu, yang damai-damai, yang nggak kontroversial. Apa udah ngerasa paling ngerti soal tafsir Quran? Tujuannya apaan sih?
Jawaban saya:

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Huud 88)
KONTROVERSI KE-7:

Terserah lah. Pokoknya apapun yang elo tulis, nggak akan ngerubah pendapat gua soal masalah ini. Apapun yang terjadi, gua tetep dukung Ahok, karena pastinya lebih kompeten…
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (taufiq) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Baqarah 272)
KESIMPULAN SINGKAT:

Jadi, kalo di lingkungan yang mayoritas muslim, wajar kok kalo kita lebih mengutamakan calon pemimpin yang beragama Islam di atas calon pemimpin non-muslim. Bukannya karena sang pemimpin non-muslim itu tidak kompeten, tidak berkualitas, atau tidak jujur dsb. It’s absolutely had nothing to do with it. Sederhana aja kok, kenapa kita tidak memilih pemimpin non-muslim? Kenapa kok sholat Shubuh harus dua rakaat? Kenapa Zakat Fitrah kok 2,5 liter? Kenapa kok harus naik Haji segala? Karena Allah menginstruksikan hal itu. Period.

“Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’ 65) 

Dan soal prinsip yang utama seperti ini, nggak perlu lah sampai menimbulkan friksi sama temen-temen yang berbeda agama, apalagi sama temen-temen yang seiman dan seislam. Tinggal dipelajari aja. Kalo setuju, tinggal dilaksanakan. Kalo nggak setuju, ya silakan juga.

Tapi gimana dong Ndi, gua udah kepalang ngefans sama Ahok nih? 

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Al Baqarah 216)

Udah ah. Alhamdulillah, sekarang udah plong. Terima kasih Facebook…
—————————–

Sumber Asli