Assalamu’alaikum
Berikut adalah sebuah tulisan yang sangat menarik bagaimana kaum LGBT di States (US) sudah sangat mengakar dan akan mencoba segala cara untuk meletigimasi keberadaan mereka yang berasal dari Tuhan or given, menerkam siapapun yang membahayakan eksistensi mereka, dan mendiskreditkan segala bentuk ilmiah yang berlawanan dengan tujuan mereka.
Begitu gencarnya mereka untuk memperjuangkan aspirasinya, sehingga jangan dikira bahwa mencapai UU Pernikahan Sejenis adalah puncak tujuan mereka.
Akhirul kalam selamat membaca, semoga membawa manfaat bagi kita semua, insyaallah, barakallahu fiik
Wassalamu’alaikum
debat mengenai LGBT di Indonesia belumlah apa-apa dibandingkan di AS..
ibaratnya, yang di Indonesia itu barulah level 1.. level ecek-ecek, sedangkan debat di AS sudah level 5, dan kaum pendukung LGBT sepertinya sedang memanfaatkan keterbukaan pemerintahan Obama untuk terus menggoalkan agenda mereka..
apakah dengan disahkannya UU Nikah Sejenis tahun lalu berarti perjuangan kaum LGBT AS sudah selesai?.. belum.. bahkan bisa dikatakan masih jauh..
agenda2 selanjutnya dari kaum LGBT AS bisa dikatakan sangat terkait dengan dunia sains..dan sayangnya itu termasuk upaya untuk memanipulasi sains dan memberangus kebebasan saintis (ilmuwan) dalam mengungkapkan hasil penelitiannya..
***
upaya kaum LGBT AS yang paling keras adalah untuk membuktikan bahwa gay bersifat genetik.. namun, hingga hari ini, belum ada ditemukan bukti tentang gen yang bisa menyebabkan gay.. bahkan sebuah studi terhadap kembar identik yang memiliki struktur gen sama (satu adalah gay, satu normal) justru membuktikan bahwa gay muncul akibat pengaruh lingkungan ..
***
karena belum berhasil dengan teori gen, kaum ilmuwan pendukung gay kemudian menggunakan teori tentang struktur otak dari bidang neurologi untuk membuktikan bahwa gay adalah sesuatu yang ‘given’.. ..
seperti yang dikutip oleh dr Ryu Hasan dari Univ Airlangga yang berceramah tentang hal ini beberapa kali di Freedom Institute, LBH Jakarta dan komunitas SEJUK, ada hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa struktur otak gay disebabkan adanya satu proses yang khusus saat janin berada dalam kandungan.. sehingga akhirnya janin lahir dengan membawa bakat gay..
lebih jauh dr Ryu juga bicara tentang sifat kromosom dewasa ini yang tidak bisa dikatakan 100 % membawa sifat laki2 atau perempuan .. XX belum berarti itu perempuan dan YY belum berarti laki2..
sejauh ini belum ada ilmuwan di Indonesia yang punya energi cukup untuk membuat counter pendapat tentang teori gay sebagai bawaan lahir tersebut.. tapi kalau kita cukup rajin mengulik internet, bisa didapat hasil2 penelitian dalam bentuk pdf dari ilmuwan2 AS dan dunia yang mendukung teori bahwa gay diakibatkan pengaruh lingkungan..
***
kali ini akan saya kutip sebuah link yang menceritakan tentang hasil penelitian pada tahun 2003 oleh Dr Robert Spitzer, profesor di bidang psikiatri dari Universitas Columbia, AS, yang melibatkan sekitar 200 responden “ex gay” .. yaitu mereka yang berhasil mengubah orientasi seksualnya dari gay menjadi hetero..
menurut Spitzer, upaya mengubah orientasi seksual dimungkinkan dan akan berhasil jika gay memiliki motivasi yang tinggi (highly motivated)
http://abcnews.go.com/Health/Sex/story?id=117465&page=1
sebelum Spitzer merilis hasil penelitiannya tersebut di jurnal asosiasi psikiater AS, kritik sudah muncul menghantam kesimpulan penelitian tersebut, dan sebagian besar berasal dari kolega Spitzer sendiri di Columbia University.. kalangan psikiater gelisah karena mereka sudah terlanjur menempatkan gay/homoseksual di luar daftar penyimpangan seksual/kelainan mental/ mental disorder..
dan siapakah Spitzer?.. ia adalah psikiater yang di awal tahun 1970-an mendorong agar gay/homoseksual dikeluarkan dari daftar tersebut..
***
nasib hasil penelitian Spitzer cukup tragis, karena seolah dihilangkan dari internet.. para lawannya sering mengutip Spitzer, namun tanpa menampilkan hasil penelitiannya secara lengkap..
Spitzer kemudian juga dipaksa untuk mengubah sikap dan membuat surat pernyataan yang intinya menyatakan bahwa hasil penelitiannya mengandung cacat dan kekurangan ..
hingga meninggalnya Spitzer pada hari Natal tahun 2015 lalu, masih tidak jelas bagaimana nasib makalah risetnya tersebut..
namun, banyak kalangan yang sempat membaca dan mengikuti perdebatan tentang penelitian Spitzer tersebut, ikut menanggapi dan mendukung hasil penelitiannya..
contohnya seorang kolumnis AS yang memiliki rentang pergaulan yang sangat luas.. dengan mudah ia menunjukkan bukti bahwa kalangan gay di AS cukup banyak yang beralih ke kehidupan hetero (menikah) dan sebaliknya ada yang tadinya hetero kemudian menjadi gay..
http://www.nationalreview.com/article/204921/gays-can-go-straight-deroy-murdock
namun kalangan pendukung LGBT mengeritik keras istilah “choice/choose—-> pilihan/memilih” pada saat seseorang beralih dari hetero menjadi gay.. contohnya aktris Cathy Nixon yang semula menikah dengan pria kemudian mmilih hidup dengan sesama perempuan.. kalangan pendukung LGBT menuduh Cathy yang menggunakan istilah “memilih” sebagai “terperangkap pada jebakan kelompok sayap kanan (kelompok agama dan kelompok pro-keluarga) ”
***
jadi, semua arus pemikiran, meskipun itu ilmiah, yang mengatakan bahwa gay akibat pengaruh lingkungan dianggap tidak valid oleh kelompok pendukung LGBT..
mereka saat ini sedang berusaha keras mencari pembenaran dari bidang genetika (terkait struktur gen) dan neurologi (struktur otak), yang sayangnya sampai saat ini hasil penelitian di bidang itu belum ada yang gemanya cukup kuat..
malahan hasil penelitian yang mengungkap banyaknya kasus homoseksual terjadi akibat pelecehan seksual di masa anak2 makin bertambah jumlahnya..
mengapa kaum LGBT berjuang keras untuk menyatakan bahwa gay adalah sesuatu yang “given”.. tujuannya adalah agar secara politis mereka bisa menuntut agar segala bentuk upaya pemulihan (conversion therapy/CT/ reparative therapy) itu DILARANG oleh pemerintah AS..
hasil penelitian Spitzer adalah tentang upaya pemulihan gay yang sukses karena responden termasuk gay yg highly motivated untuk berubah.. artinya bahwa CT adalah sesuatu yang ilmiah dan terbukti berhasil..
namun hal ini ditentang keras oleh kaum LGBT yang berpendapat bahwa CT adalah upaya yang tidak ilmiah dan sangat berbahaya, karena menimbulkan dampak depresi bagi para gay.. hari2 ini mereka sedang berjuang keras agar CT dinyatakan dilarang..
http://www.slate.com/blogs/outward/2015/04/20/can_gays_and_bis_turn_straight_what_the_evidence_says_about_ex_gay_therapy.html
para pendukung LGBT AS mengidentifikasi bahwa musuh2 mereka berasal dari kalangan agama dan kelompok pro-keluarga yaitu :
The American Family Association
The Center for Reclaiming America
Minnesota Family Council
The Christian Coalition
Concerned Women for America
Family Research Council,
The National Campaign to Protect Marriage
Focus on the Family
https://www.outfront.org/library/exgay/facts
bahkan kelompok LGBT mengklaim bahwa banyak organisasi terkemuka tidak mendukung program2 yang terkait “ex-gay” (mereka yg sukses beralih menjadi hetero), antara lain:
American Psychiatric Association
American Psychological Association
American Medical Association
American Academy of Pediatrics
American Association of School Administrators
American Federation of Teachers
The Interfaith Alliance Foundation
National Academy of Social Workers
National Education Association
American Counseling Association
World Health Organization
Council on Child and Adolescent Health
untungnya Spitzer tidak sendiri.. seorang koleganya dari Columbia University yaitu Joseph Nicolosi juga melakukan penelitian yang sama dan hasil yang sama, bahwa CT sangat ilmiah dan potensi keberhasilannya cukup tinggi..
tentu saja Nicolosi kemudian jadi sasaran serangan kaum pendukung LGBT .. namun, tidak seperti Spitzer yang kemudian menganulir hasil penelitiannya sendiri, Nicolosi bangkit dan melawan.. dia berkeras bahwa CT sangat ilmiah dan relevan..
Nicolosi membuat pembelaannya di sini:
http://www.josephnicolosi.com/what-is-reparative-therapy-exa/
entah sampai berapa lama Nicolosi akan bertahan sendirian, sementara makin banyak negara bagian di AS yang setuju dengan kelompok LGBT untuk melarang dilakukannya CT ..
http://www.huffingtonpost.com/news/gay-conversion-therapy-ban/
jadi, yang namanya Conversion Therapy (upaya pemulihan gay menjadi hetero) meskipun dilakukan berdasar kaidah2 ilmiah, profesional dan atas kesukarelaan gay yang terlibat, tetap dilarang, atas nama hak asasi..
ilmiah namun dilarang?… kedengaran ironis, ya..
Sumber asli disini