Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr Wb,
Kenapa ya, isu tentang transgender dan homosexual diungkit-ungkit kembali oleh media. Dilansir oleh Detik.com (4/6/12), sepertinya ingin mengulas “kesusahan” para artis-artis yang sudah membuat keputusan “penting” tsb dalam menjalani karir kehidupan dan keartisannya. Apa tidak ada berita lain yang lebih mendidik dan bermanfaat bagi masyarakat daripada menampilkan berita-berita semacam ini. Seakan-akan “halal” para kaum transgender ini menyuarakan suaranya dimana-mana. Tidakkah kita tahu bahwa dibelahan dunia barat sana Obama sedang mengkampanyekan perkawinan sejenis demi meningkatkan popularitasnya yang menurun. Padahal Obama adalah seorang Nasrani yang seharusnya taat kepada ajaran agama yang ia anut, tetapi demi mencari muka melawan Romney, ia menyuarakan sesuatu yang disebut oleh Allah. Sama seperti yang #JIL lakukan di Indonesia, seperti yang dilansir oleh Harian The Jakarta Post, edisi Jumat (28/3/2008) pada halaman mukanya menerbitkan sebuah berita berjudul Islam ‘recognizes homosexuality’ (Islam mengakui homoseksualitas). Mengutip pendapat dari Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, guru besar di UIN Jakarta, koran berbahasa Inggris itu menulis bahwa homoseksual dan homoseksualitas adalah alami dan diciptakan oleh Tuhan, karena itu dihalalkan dalam Islam. (Homosexuals and homosexuality are natural and created by God, thus permissible within Islam). Subhanallah sang professor celaka itu, atas nama apa dia berani menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Padahal Allah sampai mengatakan dalam Al Qur’an surat An Naml ayat 54:
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (nya)?”
Tidaklah usah kita berbicara dalam segi tafsir, walaupun dalam semua tafsir yang mu’tabar akan ditemukan apa itu yang dimaksud dengan “fahisyah”, yaitu homoseks dan homoseksualitas. Allah dengan namaNya al Haq (The Most Righteous/Maha Benar) sudah menyamakan perbuatan liwath(homoseks) sebagai fahisyah (keji), bahkan dalam hukum Islam Rasulullah sudah memerintahkan untuk menghukum mati apabila ada pasangan homo yang sedang melakukan liwath tersebut.
Oleh karena itu, sebagai Muslim, izinkan saya untuk memberi informasi yang mudah2an bisa menjadi nasihat bagi kaum liberal yang menghalalkan homoseksualitas atas nama Tuhan, dengan asas bahwa homo pun dilahirkan, bukan karena keadaan.
Kaum Liberal dalam menghalalkan adanya penyimpangan kelamin seperti homoseksual dimulai oleh Simon Levay, M.D. (1991) sewaktu ia menyimpulkan penelitiannya yang mengindikasikan adanya kemungkinan peranan genetik dalam perilaku homoseksual. Dalam penemuan tersebut Levay (1991) menyimpulkan dalam hasil penemuannya bahwa kluster dalam INAH ( the interstitial nuclei of the anterior hypothalamus) atau dalam bahasa Indonesianya adalah Inti interstisial dalam hypothalamus di orang yang homoseksual laki-laki sama besarnya dengan perempuan. Dan dibandingkan dengan laki-laki normal, maka tingkat INAH dari homoseksual laki-laki lebih kecil. Penelitian ini diambil sample dari autopsi laki-laki normal, laki-laki homoseksual dan wanita normal. Dari hasil ini, maka diambil kesimpulan bahwa homoseksual tidak ada bedanya dengan manusia normal pada umumnya. Studi yang seringkali digunakan oleh kaum homoseksual dan pendukungnya dalam menyuarakan aspirasinya adalah studi yang diteliti oleh Kallman. Studi tersebut disimpulkan oleh mereka bahwa adanya keharmonisan (kesamaan) orientasi seksual 100% dari manusia kembar identikal (monozigotik) (Kallman, 1952). Hal ini yang mendukung Michael Bailey dan Richard Pillard (1991), ilmuwan-ilmuwan dari Northwestern University, untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai orientasi seksual dalam pasangan kembar identikal. Dan dikatakan oleh Bailey dan Pillard (1991) seperti yang dikutip dari Bower (1992) bahwa hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa kasus homoseksual dalam laki-laki adalah disebabkan oleh faktor genetik secara substansial. Seperti tidak ada habisnya dalam mendukung homoseksualitas, dua tahun setelah Levay melakukan penelitian, grup ilmuwan dari National Cancer Institute di Amerika Serikat mempublish makalah ilmiah yang lebih condong lagi dalam mengaitkan homoseksualitas dengan faktor genetik atau keturunan (Hamer et al., 1993). Mereka menemukan dari hasil investigasi 114 laki-laki homoseksual bahwa terdapat dugaan kuat homoseksualitas berasal dari kromosom X.
Bila sekilas dilihat, hasil-hasil penelitian tersebut sangat mengkhawatirkan karena penelitian-penelitian tersebut bersifat ilmiah dan dipublish secara internasional sehingga kredibilitasnya pun “terjamin”. Namun, sekali lagi bahwa sebagai Muslim, yang pertama kita harus yakini adalah kebenaran dalam Alqur’an ini tidak perlu diragukan lagi (Al Qur’an 2:2), dan keabsahan kitab suci kita dijaga oleh Allah dari penyimpangan-penyimpangan (Al Qur’an 15:9). Sehingga sebagai orang yang beriman, kita wajib meyakini bahwa Allah yang Maha Mengetahui, Maha Benar, Maha Pandai, dan Maha Memelihara, pasti mengatakan yang benar sewaktu perbuatan kaum nabi Luth yaitu homoseksualitas (Liwath) itu disebut oleh Allah sebagai perbuatan yang keji (Fahisyah). Sudah seyogyanya tanpa perlu ada bantahan ilmiah terhadap penelitian-penelitian tersebut kita harus meyakini bahwa homoseksualitas adalah perilaku menyimpang dan pelakunya wajib diberi hukuman andai tidak mau bertaubat. Namun, seperti sifat manusia pada umumnya, akan lebih meyakinkan pikiran masing-masing apabila ada sesuatu yang ilmiah yang bisa membantah mereka.
Bantahan Ilmiah “Gay was born not made”
Harrub, Thompson, dan Miller (2003) menjelaskan dalam makalah ilmiah mereka tentang apa yang diperdebatkan selama ini, apakah behaviors seperti alcoholism, homosexuality, schizophrenia, etc, adalah hasil dari genetik atau born that way (inborn) ataukah nurtured or learned. Dari hasil penelitian mereka tentang ketiga peneliti sebelumnya Kallman (1952), Levay (1991), Bailey dan Pillard (1991), dan Hamer et al (1993), dapat simpulkan bahwa tidak terbukti secara ilmiah bbrp hasil penelitian sebelumnya dikarenakan adanya bias dalam melakukan penelitian tersebut.
Mari kita cermati bbrp “penyimpangan” yang dilakukan oleh peneliti2 sebelumnya:
– Levay’s Research Study
–> Terdapat beberapa masalah dalam metodologi studi yang dilakukan oleh Levay. Yang pertama adalah studi tersebut tidak pernah direproduksi akibat buruknya track record dari metodologi yg digunakan Levay. Semua riset yang dilakukan menggunakan metodologi yang sama telah dianggap menyimpang. Kemudian, 19 sample homoseksual yang diambil datanya oleh Levay merupakan sample yang meninggal dikarenakan AIDS. Semua ilmuwan mengetahui bahwa dampak dari AIDS bisa menyebabkan menurunnya tingkat testosterone dalam tubuh. Dan orang yang terkena AIDS diketahui mempunyai tingkat INAH yang kecil. Sampai dengan tahun 2003, penelitian Levay baru menggunakan sample hidup laki-laki gay sejumlah 1 yang tidak meninggal akibat AIDS, sisanya adalah sample postmortem dari laki-laki gay yang meninggal diakibatkan oleh AIDS. Levay sendiri adalah seorang penganut homoseksual, alias Gay. Konklusinya adalah bisa diasumsikan bahwa sample yang Levay gunakan memang sudah diarahkan untuk menghasilkan hasil riset yang Levay harapkan.
– Bailey dan Pillar Study
Dalam penemuannya, ditemukan oleh mereka bahwa orientasi asal muasal Gay dikelamin laki-laki terbukti melalui genetik. Sementara pernyataan tersebut didasari bahwa “hanya” 52% dari semua sample pasangan kembar homoseksual adalah HOMOSEKSUAL, BUKAN 100%. Seharusnya apabila terbukti, maka angka 100% tersebut haruslah tercapai. Hal ini juga telah dibantah oleh penelitian yang lain oleh Risch, Neil, Elizabeth Squires-Wheeler, and Bronya J.B. Keats (1993) bahwa kondisi keluarga saat itu dimana ada salah satu pasangan kembar yang homoseksual menjadi pemicu perilaku homoseksual pada pasangannya. Yang lebih mencengangkan lagi adalah cara pemilihan sample oleh Bailey dan Pillard. Dalam penelitian quantitative seperti ini, metode yang biasa digunakan adalah random sampling , terlepas apakah itu multistage ataupun simple. Tetapi Bailey dan Pillard merekrut sample respondennya melalui ADVERTISEMENT!!! Jadi ada patut ditanyakan siapa yang daftar, motive dalam mendaftar, dan dasar pengambil keputusan suatu responden terpilih. Disini kita bisa menyimpulkan sendiri mengapa hasil dan pernyataan yang terbentuk adalah Gay merupakan faktor alamiah genetikal…
– Hamer’s Study
Sama seperti dua kasus sebelumnya, terdapat kesalahan pada sample yang dipilih oleh Hamer, banyak yang menyangsikan hasil dari penelitian Hamer, dikarenakan dari sample tersebut, tidak ada kaum heterosexual yang menjadi sample. Padahal sample dari kaum heterosexual diperlukan untuk membuktikan bahwa gen “Gay” dormant terdapat pada manusia normal, sehingga faktor genetis ke”Gay”an itu benar2 berasal dari “TUHAN”. Kemudian dari 7 pasang sample kakak beradik, terdapat PERBEDAAN PETA GENETIK. Dan banyak lagi invalidity dari data-data yang ada distudi ini.
Conclusion:
Dari beberapa major penelitian yang mendukung “Gay disebabkan atau datang dari Tuhan” dari faktor genetis sudah tidak bisa dijadikan acuan karena banyak sekali terdapat bias dalam metodologi riset itu tersebut. Baik disengaja maupun tidak tetapi disini marilah kita kembali kepada pegangan kita yang apabila kita teguh dalam memegangnya kita tidak akan tersesat, yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Akan ditemukan banyak sekali ayat-ayat yang muhkamat (jelas) baik dari segi asbabun nuzul (sebab2 turunnya ayat) dan tafsir (baik yg qur’an bil qur’an maupun qur’an bil hadith) yang menyatakan bahwa liwath (homoseksual) itu perbuatan yang keji, dan apabila tertangkap basah sedang intimate, maka pelakunya dihukum mati. Tentunya kita harus pintar dalam berpikir, apakah mungkin Rasulullah SAW yang begitu mulia dan lembut kepada ummatnya memberikan hukuman sedahsyat itu terhadap pelaku liwath?? Pikiran pertama pasti “kejam” “inhumane” dll; tetapi apakah kalian mengerti, dengan adanya had atau hukuman di dunia, insyaallah perbuatan tersebut tidak akan diberikan kembali hukuman nanti diakhirat. Itulah yang dinamakan rasa sayang Allah kepada mahluqNya…pilih mana sih, hukuman di dunia yang kalaupun “suffered” trus “misery” paling lama 60-100tahunan kan…?? tapi bayangkan kalau vonisnya di akhirat “tok” hukuman karena liwath adalah 1000tahun…yang satu harinya akhirat itu 1000 tahun dunia..silahkan hitung sendiri..naudzubillah… saya lebih baik dihukum didunia drpd di akhirat….
Note: Silahkan dicheck referencenya untuk dicrossreference, saya senang apabila ada yang mencheck untuk validitas reference selain diri saya untuk tidak ada bias dalam tulisan saya ini.
Mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan, dan for those who gay read this blog, I mean no offense, I had A LOT of gay friends few years ago, and they were all told me how they were being gay in the first place. So this writing is an act from me of showing love to Gay people so that you guys might touched and fear of Allah, and letting the light of hidayah came inside ur heart, enlightened and purified your hearts..to made you as human who favored by Allah once more ^^…
Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
Works Cited:
Bower, B. (1992), “Gene Influence Tied to Sexual Orientation,” Science News, 141[1]:6, January 4
Hamer, Dean H., Stella Hu, Victoria L. Magnuson, Nan Hu, and Angela M.L. Pattatucci (1993), “A Linkage Between DNA Markers on the X Chromosome and Male Sexual Orientation,” Science, 261:321-327, July 16
Harrub, Ph.D, B., Thomson, Ph.D, B. and Miller, Ph.D, D. (2003) ‘”This is The Way God Made Me” A Scientific Examination of Homosexuality and the “Gay Gene”‘, Reason & Revelation.
Kallmann, F.J. (1952), “Comparative Twin Study on the Genetic Aspects of Male Homosexuality,”Journal of Nervous and Mental Diseases, 115:283-298.
LeVay, Simon (1991), “A Difference in Hypothalamic Structure Between Heterosexual and Homosexual Men,” Science, 253:1034-1037, August 30.
Risch, Neil, Elizabeth Squires-Wheeler, and Bronya J.B. Keats (1993), “Male Sexual Orientation and Genetic Evidence,” Science, 262:2063-2064, December 24.